Virus coronakini telah menginfeksi 70 ribu lebih jiwa setelah hampir 2 bulan sejak pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir 2019.
Sejauh ini, tercatat 1.670 orang meninggal akibat virus tersebut dengan 3 kasus kematian di luar China.
Belum ditemukan secara pasti penyebab serta metode penyebaran virus corona sehingga masih menimbulkan kekhawatiran di banyak negara. Namun, sejak lonjakan pasien virus corona pada hari Jumat (14/2/2020) dengan 6.500 kasus sehari, jumlah kasus baru grafiknya cenderung mengalami penurunan selama 3 hari berikutnya.
Berikut rinciannya mengutip data dari gisanddata yang direkap oleh John Hopkins University.
Sabtu (15/2/2020) kasus baru poitif virus corona 2.100 terkonfirmasi sehingga menjadi 68.300 kasus. Minggu (16/2/2020) sempat naik menjadi 2.200 kasus terkonfirmasi dan total jumlah 70.400 kasus. Senin (17/2/2020) dilaporkan kasus positif virus corona yang terkonfirmasi 484 kasus sehingga totalnya menjadi 70.684 kasus.
Fakta tersebut mendapat perhatian dari beberapa pihak, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pemimpin WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, penurunan angka itu terjadi seiring bergabungnya para ahli internasional di Beijing.
“Kami menantikan kolaborasi yang sangat penting untuk berkontribusi pada pengetahuan global tentang wabah virus corona,” tulis Tedros melalui akun Twitter, dilansir dari AFP (16/2/2020).
Kendati demikian, Tedros menyebut tak mungkin bisa memprediksi apa yang akan terjadi pada epidemi tersebut. Pihaknya juga meminta agar pemerintah China menjelaskan secara rinci proses diagnosa itu dilakukan.
Sementara itu, Juru Bicara Komisi Kesehatan Nasional China Mi Feng mengatakan, jumlah kasus yang semakin melambat secara nasional menunjukkan bahwa China berhasil mengendalikan wabah virus corona itu.
Hingga saat ini, sekitar 9.871 pasien dinyatakan sembuh dan diantaranya telah diizinkan keluar dari rumah sakit.