Pemerintah Rusia mencoba berkoordinasi dengan Pemerintah China melalui jalur diplomatik untuk menangani virus corona. Hal ini merupakan bentuk solidaritas Rusia kepada China.
Aksi koordinasi ini dikabarkan oleh juru bicara Istana Kremlin, Dmitry Peskov pada tass Jumat (21/02/2020) kemarin.
“Kami menghargai relasi antara warga China dan Rusia. Semua tindakan ini telah dikoordinasi dengan pemerintah China. Kepemimpinan China diinformasikan melalui jalur-jalur diplomatik.” ujar Peskov yang menegaskan bahwa Rusia bersolidaritas penuh terhadap China.
Dia juga menambahkan bahwa tindakan diskriminasi tidak mungkin dilakukan. Hal ini diungkapkan karena juru bicara Kremlin tersebut ingin menyoroti ucapan walikota Moskwa, Sergei Sobyanin, bahwa untuk mencegah penyebaran virus corona di Moskwa, setiap orang yang kembali dari China harus memiliki resep untuk dua pekan isolasi di rumah atau cuti tinggal.
Dia mengatakan bahwa Rusia menyediakan bantuan kemanusiaan untuk China dan menawarkan bantuan lain yang diperlukan. Walikota Moskwa, Sergei Sobyanin sebelumnya mengatakan di situsnya terkait keharusan orang-orang yang baru kembali dari China untuk memiliki resep dua pekan isolasi di rumah mereka demi mencegah penularan wabah virus corona.
Terdapat 2.500 total warga melakukan arahan tersebut. Itu artinya, setiap orang yang datang dari China tidak boleh meninggalkan apartemen atau hotel mereka dalam 2 pekan. Berdasarkan laporan walikota Moskwa, belum ada kasus infeksi virus corona di Moskwa sejauh ini.
Fakta Terbaru
Studi kasus yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association menawarkan sebuah petunjuk baru tentang penyebaran virus corona.
Dalam jurnal tersebut, para ilmuwan menemukan fakta bahwa seorang perempuan dari Wuhan yang terinfeksi virus corona tanpa menunjukkan gejala dapat menginfeksi lima kerabatnya.
Seperti dikutip dari Reuters, para peneliti melaporkan adanya penyebaran virus secara sporadis dari pasien virus corona tanpa gejala.
Menurut laporan Dr. Meiyun dan rekannya dari People’s Hospital of Zhengzhou University, seorang perempuan melakukan perjalanan dari Wuhan ke Anyang pada 10 Januari. Hasil CT Scan menunjukkan paru-parunya tetap normal, tidak mengalami demam dan gejala pernapasan, seperti batuk atau sakit tenggorakan.
Para ilmuwan dalam riset tersebut mengatakan jika temuan itu direplikasi, makan pencegahan virus corona akan jadi sangat sulit.