Banyak pihak yang belum bisa membedakan antara Yahudi dan Zionisme. Terutama saat membahas konflik antara Palestina-Israel. Kesalahpahaman ini kemudian menimbulkan sejumlah stigma, persepsi buruk, dan penilaian yang tidak tepat atas bangsa Yahudi.
Padahal dua entitas ini sangatlah berbeda. Bagi pihak yang pro atau kontra dengan Israel, sebaiknya pahami dulu apa itu zionisme. Inilah yang sebenarnya menjadi akar masalah dalam konflik tak berkesudahan itu.
Jadi, apa itu zionisme?
Zionisme adalah gerakan nasional orang Yahudi dan budayanya untuk mendukung terciptanya sebuah tanah air Yahudi di wilayah yang didefinisikan sebagai Tanah Israel. Sedangkan Yahudi sendiri merupakan istilah yang merujuk kepada sebuah agama, etnisitas, atau suku bangsa. Jadi Yahudi dapat dikatakan sebagai sebuah konsep yang tak terbatas pada sebuah agama saja (bahkan dalam literatur Islam, beberapa nabi berasal dari bangsa Yahudi).
Zionisme itu adalah bentuk nasionalisme terhadap negara Israel, sementara tidak semua orang Yahudi adalah warga negara resmi dan tetap negara Israel apalagi punya nasionalisme terhadap negara Israel. Dan tidak semua Zionis itu adalah orang beragama Yahudi, orang-orang beragama Kristen pun ada pula yang menganut Zionisme.
Sampai di sini terlihat perbedaannya?
Seperti yang sudah diuraikan di atas meskipun Zionisme lahir dari bangsa yahudi, namun jika ditilik lebih lanjut kedua entitas ini memanglah berbeda. Sejatinya, tidak semua orang Yahudi mendukung pembentukan negara Israel. Bahkan ada sekte Yahudi Ortodoks yang menentang keras berdirinya negara Israel. Sekte tersebut bernama Naturei Karta, sikap kelompok terkait isu Israel-Palestina tercermin dalam motto-nya: “Yahudi Bersatu Melawan Zionisme”.
Mereka pro-Palestina dan menentang pendirian negara Israel karena percaya bahwa orang-orang Yahudi dilarang memiliki negara sendiri sampai turunnya Mesias Yahudi.
Loh, Yahudi kok menentang Israel?
Yap, tak bisa disangkal memang begitulah faktanya. Mau yang lebih rumit lagi?
Perlu kita ketahui bahwa Palestina bukan hanya rumah bagi mereka yang berafiliasi dengan agama. Kelompok komunis juga salah satu yang aktif bergerak membela dan melakukan advokasi kemerdekaan Palestina. Setidaknya ada beberapa partai dengan haluan sosialisme di Palestina dan Partai Komunis Israel secara terbuka menolak keberadaan Zionisme dan penjajahan atas Palestina.
Mereka mendukung kedaulatan Palestina sebagai negara dan mendesak pemerintahnya menghentikan kekerasan terhadap orang-orang Arab.
Meskipun begitu, bagi sebagian besar muslimin yang awam dengan sejarah, identitas Yahudi akan selalu di-stigmakan sebagai sebuah bangsa yang rakus, serakah, penuh konspirasi dan bahkan dikutuk Tuhan.
Dari beberapa contoh streotipe mengenai Yahudi, nampaknya telah menghabiskan energi kritis kita untuk mempelajari sejarah Yahudi, peradaban dan pemikiran yang dipengaruhi tradisi Yahudi. Lebih jauh, umat Islam telah melupakan hubungan baik antar umat Islam dengan Yahudi pada saat Perang Salib ataupun ketika di Spanyol pada masa golden age Islam di sana.
Kita kehilangan kesempatan untuk memahami seluk beluk ajaran dan kehidupan Yahudi sejak berdirinya negara Yahudi: Israel. Sejak itu pulalah kita kehilangan kesempatan untuk melahirkan akademisi yang ahli dalam studi tentang Yahudi.
Ayolah kawan, Tuhan tentu menciptakan perbedaan, bukan agar kita saling bermusuh-musuhan, tapi agar kita saling memahami satu sama lain. Memahami bahwa meski kita berbeda, namun kita tetap setara, setara sebagai manusia.
Kontra dengan Israel bukan berarti lalu membenci Yahudi. Saya pribadi tak membenci orang yahudi, namun menolak keras Zionisme! Herannya, banyak pihak yang pro dan kontra dgn Israel namun mereka tak paham apa itu Zionisme.
Oleh Lim
Editor: Yogi Arfan