Sulit sebenarnya menentukan apa yang menyebabkan seseorang bisa berselingkuh.
Kita dapat melihat masa lalu seseorang, pilihan karir mereka, atau bahkan tanda-tanda fisik mereka untuk coba mencari tahu. Tetapi kenyataannya, sangat mustahil untuk memastikan siapa yang akan selingkuh dan siapa yang tetap setia.
Seperti dilansir Bustle, menurut para ahli, semua orang memiliki kemampuan dan kemungkinan untuk mengkhianati pasangan mereka.
Ahli pelatihan hubungan, Todd dan Diana Mitchem mengatakan jika selingkuh sebenarnya dilakukan karena seseorang ingin memuaskan hasrat yang tak terpenuhi dalam hubungan.
beberapa orang yang telah menjalin hubungan sering tergoda untuk selingkuh sebagai cara untuk melarikan diri. Namun pemikiran ini juga mendatangkan rasa bersalah, ketakutan, dan kemungkinan menghancurkan hubungan.
Dalam kata lain hanya memikirkan untuk selingkuh kadang bisa menimbulkan jarak antar pasangan. berikut adalah faktornya.
1. Pendapatan lebih rendah
Tak bisa dipungkiri perbedaan penghasilan antara pasangan kerap jadi alasan retaknya suatu hubungan.
Asosiasi Sosiologi Amerika Serikat dalam sebuah penelitian di tahun 2015 menemukan jika suami istri beresiko besar untuk selingkuh jika ada kesenjangan penghasilan. Mereka yang penghasilannya lebih rendah memiliki kemungkinan lebih besar untuk berkhianat dari pasangan.
2. Keinginan menjadi pasangan yang baik
Terdengar aneh dan tak masuk akal, tetapi Sosiolog, Alicia Walker menemukan jika wanita mungkin selingkuh karena ingin jadi pasangan yang lebih baik.
Selingkuh tidak ada hubungannya dengan cinta, hasil survey itu merekam jawaban mayoritas wanita yang selingkuh benar-benar mencintai pasangan mereka.
motivasi besar untuk selingkuh adalah hubungan seksual, menariknya wanita yang selingkuh mengatakan berhubungan dengan lelaki lain membuat mereka jadi pasangan yang lebih baik, sebab mereka tidak menyimpan kekecewaan jika pasangan tak mampu memuaskan.
3. Pertanyaan soal kesetiaan
Konselor dan pakar pernikahan, Davida Rappaport memaparkan 1 pertanyaan yang mungkin sering dibahas ini bisa jadi masalah serius.
Memang tak aneh jika seseorang merasa cemas jika pernah diselingkuhi, sehingga hubungan berikutnya ada dorongan untuk memastikan pada dorongan untuk memastikan kesetiaan pasangan.
Namun semakin sering pertanyaan itu dilontarkan, maka bisa jadi bumerang untuk kita.
“Jika kita mulai mempertanyakan apakah pasangan kita selingkuh atau tidak pada mereka, mengkonfirmasi tanpa bukti akan membuat mereka tak nyaman dan jadi defensif,” ujar Rappaport.
Maka pasangan kita bisa jadi malah memutuskan untuk benar-benar selingkuh karena kita memperlakukan mereka seolah memang telah berkhianat.