Sejatinya, komunisme merupakan paham ideologi sosial, ekonomi, dan politik. Komunisme sama sekali tidak berhubungan dengan personal seseorang, dalam hal ini adalah tentang kepercayaan atau bahkan ketidakpercayaan. Komunisme, simpelnya merupakan sistem kesetaraan, kesetaraan dalam hal apa? Tentu dalam ekonomi.
Tujuan Komunisme
Komunisme bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang “sama”, berusaha menghilangkan kelas dan kasta dalam masyarakat, berusaha menghilangkan gelar dan sebutan kapitalis, borjuis, dan proletar.
Berusaha menghilangkan kesenjangan/ketimpangan sosial dan ekonomi dengan menerapkan kepemilikan bersama alat produksi yang dikelola oleh negara. Komunisme sangat membela para kaum buruh (Proletar) dan kaum miskin serta pinggiran (marginal) dan membenci para kaum kapitalis serta kapitalisme.
Oleh karena itu, komunisme juga disebut dengan anti-kapitalisme. Komunisme pada prinsipnya, semua direpresentasikan untuk rakyat guna kemakmuran rakyat itu sendiri.Ditinjau dari definisinya, paham komunis sama sekali tidak berkenaan dengan kepercayaan seseorang.
Komunis tidak ada hubungannya dengan ateis atau teis, agnostic atau gnostic, pantaism, deism dan lain-lain. Komunisme tidak ada urusan dengan itu. Dari dasar pemikiran saja sudah berbeda jauh. Atheist merupakan ketidakpercayaan kepada eksistensi Tuhan, Tuhan dalam bentuk apapun.
Sedangkan, komunisme adalah ideologi Poleksos. Oleh karena itu, tidak semua ateis adalah komunis dan tidak semua komunis adalah ateis. Komunisme bisa saja beragama Islam, Kristen atau apalah itu yang memang memilih komunis sebagai ideologi poleksos-nya. Begitu juga sebaliknya, ateis bisa saja menjadi seorang liberal, sekular, kapitalis atau komunis itu sendiri.
Lalu, apa yang menyebabkan Komunisme identik dengan ateis?
Mungkin hal ini disebabkan oleh kata-kata Karl Marx, sebagai pencetus komunisme/Marxisme “Agama adalah candu”.
Pernyataan Karl Marx ini justru banyak mengundang kontroversi.Tapi sebenarnya pernyataan ini merupakan bentuk protes dari sikap masyarakat/orang-orang proletar yang bersikap pasrah dengan nasibnya.
Pada saat itu Marx mendapati mereka pergi beribadah dan di sana mereka didoktrin untuk menerima segalanya, dan bahwa nasib mereka sudah seperti itu.
Hal ini membuat Marx geram, karena doktrin ini justru melemahkan daya kritis dan daya juang rakyat melawan tirani. Agama bertindak sebagai obat bius/candu pengurang rasa sakit bagi penderitaan dan kemiskinan.
Hal lain yang menjadi sebab mengapa komunisme dianggap ateis adalah syair lagu Internationale–lagu mars komunis internasional–yang berbunyi, “Tiada maha-juru-s’lamat/Tidak Tuhan atau raja.”, serta tindakan represif terhadap kehidupan beragama yang banyak terjadi di negara-negara komunis.Anti-teis dan ateis tidak tepat disandangkan pada komunisme/marxisme.
Yang lebih tepat sebetulnya adalah bahwa komunisme/marxisme anti agama. Lebih tepat lagi, anti struktur kekuasaan agama yang sengaja dipelihara di samping kekuasaan raja untuk melemahkan daya kritis terhadap situasi dan kondisi dan daya juang rakyat melawan kekuasaan kapitalis.
Penulis: Kaesar Dwi Lambang
Editor: Yogi Arfan
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.