Halo sobat EBID…
Halo juga Matahari… wkwkkw
Iyep, pembahasan kali ini mengenai Halo Matahari. Mungkin sudah banyak sobat EBID, yang biasa menemui fenomena ini atau bahkan mengabadikannya.
Apa itu Halo Matahari?
Merupakan cincin cahaya seperti pelangi yang mengelilingi Matahari kita. Namun, ini tidak masuk ke dalam kajian astronomi. Kenapa? Yah, karena cincin ini sebenarnya terjadi dan terbentuk di dalam atmosfer Bumi. Jadi gak benar-benar cincin yang terbentuk pada Matahari seperti halnya cincin pada Saturnus, Uranus, ataupun Neptunus.
Halo Matahari merupakan fenomena optik yang terjadi karena refleksi dan refraksi cahaya Matahari oleh awan yang yang tinggi dan tipis, Awan Cirrus, yap terutama awan Cirrus yang mengandung butiran-butiran es mikro pipih berbentuk heksagonal.
Lebih jelasnya, fenomena Halo Matahari diawali dengan adanya cahaya dari Matahari. Sinar Matahari kemudian dibiaskan ke permukaan butiran-butiran es yang terdapat pada awan Cirrus tersebut. Nah sinar Matahari tersebut pecah kedalam beberapa warna akibat dispersi udara. Pecahan sinar itu dipantulkan ke arah tertentu (di sekitar Matahari) dan menjadi cincin Matahari/Halo Matahari.
Halo Matahari juga bisa terjadi dikarenakan terdapat debu-debu es atau kristal-kristal es yang tebentuk pada sangat cuaca dingin di dekat permukaan Bumi. Oleh karena itu, pada saat ilmu geologi, geografi dan meteorologi belum berkembang, fenomena ini dapat meramalkan cuaca di suatu wilayah.
Jadi, proses pembentukan cincin pada Halo Matahari hampir sama dengan pembentukan pelangi seperti biasanya. Hanya saja, pada pelangi, Matahari berada di belakang kita dan butiran-butiran/tetes-tetes hujan berada di depan kita. Sedangkan, pada fenomena Halo Matahari, Matahari dan butiran-butiran es berada di depan kita. Awan Cirrus biasanya terletak pada tingkatan troposfer, sekitar 5-10 Km di atas permukaan Bumi.
Halo Matahari tidak selalu membentuk cincin berwarna seperti pelangi, bisa saja hanya membentuk lingkaran tanpa warna pelangi (hanya warna putih). Namun, dengan sudut yang tepat cincin tersebut mengalami dispersi hingga berwarna seperti pelangi.
Bisa juga disebabkan oleh densitas awan Cirrus itu sendiri. Bercahaya putih jika awannya tipis dan berwarna pelangi ketika awannya lumayan tebal. Halo Matahari terjadi di beberapa daerah yang banyak dinaungi awan Cirrus dengan berbagai macam durasi, ada yang singkat bahkan ada yang berjam-jam. Tergantung posisi Matahari dan dinamika awan Cirrus itu sendiri.
Halo Matahari, sering terjadi ketika matahari berada pada titik kulminasi atasnya atau berada disekitar Zenith. Dengan kata lain, fenomena ini sering terjadi pada sekitar waktu Dzuhur.
Fenomena cincin pelangi juga sebenarnya tidak terpaku dan hanya terjadi pada Matahari atau siang hari saja. Melainkan dapat terjadi pada saat Bulan purnama.