Paus Beluga atau Paus Kepala Melon, merupakan biota laut yang keberadaannya terancam punah.
Anda mungkin telah mengenal hewan paus beluga jika Anda telah menonton film Finding Dory yang telah rilis pada tahun 2016. Paus beluga adalah mamalia yang tinggal di laut dan memiliki tubuh berwarna putih. Delphinapterus leucas adalah nama latinnya dengan ciri yang paling mencolok dari hewan ini adalah kepala melon.
Paus beluga adalah mamalia laut yang hidup dalam kelompok kecil atau sebutannya pods. Mereka memiliki massa tubuh antara 700 kg hingga 1,600 kg dan panjang tubuh antara 2,6 m hingga 4,5 m. Paus beluga sangat ramah dan komunikatif, mereka menggunakan suara whistles, clicks dan clangs sebagai bahasa mereka. Mereka juga dapat mengikuti banyak suara lainnya.
Habitat Paus Beluga
Menemukan paus beluga di alam liar bukanlah hal yang mudah, terutama di negara tropis. Beluga lebih banyak terdapat di Samudera Arktik dan laut sekitarnya seperti Skhotsk Sea, Bering Sea, the Gulf of Alaska, the Beaufort Sea, Baffin Bay, Hudson Bay, dan the Gulf of St. Lawrence. Namun, terkadang paus ini bisa ditemukan di Sungai Amur di Rusia dan Sungai St. Lawrence di Kanada.
Paus beluga yang banyak jumlahnya melakukan perpindahan sesuai dengan musim. Pada musim gugur, mereka akan bermigrasi ke arah Selatan karena adanya pembentukan es di Samudera Arktik.
Ketika pergantian musim ke musim semi, beluga akan kembali ke wilayah Utara. Kemudian saat pergantian musim ke musim panas, ia akan sering terlihat di sekitar sungai dan terkadang mereka menelusuri sungai.
Meskipun banyak paus beluga yang melakukan migrasi saat terjadi perubahan musim, tidak semua melakukan hal tersebut. Faktor utama yang menyebabkan migrasi paus jenis ini adalah kondisi lingkungan.
Beluga tinggal di daerah perairan yang penuh oleh es dan icebergs di lingkungan yang sangat dingin, bahkan suhu airnya bisa lebih rendah dari nol derajat Celsius. Meski begitu, biota laut ini mampu beradaptasi dengan kondisi air yang lebih hangat saat musim panas tiba.
Paus beluga memiliki fakta menarik bahwa mereka bisa berenang hingga kedalaman lebih dari 350 meter. Hal ini terjadi karena biota laut tersebut dapat mencari makanan di kedua habitat pelagik dan benthic. Mereka memakan berbagai jenis mangsa, seperti salmon, udang, kepiting, moluska, ikan flounders, ikan herring, ikan capelin, gurita, cumi-cumi, dan arctic cod.
Foods Habits dan Komunikasi
Beluga memiliki cara unik untuk mencari makanan, yaitu dengan menggunakan kemampuan ekolokasinya. Paus ini mngeluarkan suara click dan memantulkan suara tersebut untuk menghasilkan echo. Gelombang suara yang dihasilkan dapat bergerak dengan kecepatan mencapai 1,6 km/s melalui air, jauh lebih cepat daripada suara yang bergerak melalui udara.
Fitur yang paling mencolok dari paus jenis ini adalah kepala berbentuk ‘melon’. Kepala ini memiliki peran yang sangat penting saat melakukan ekolokasi karena dapat memancarkan gelombang suara ke depan. Dengan kemampuan ekolokasi yang rumit ini, paus beluga mampu menentukan ukuran, bentuk, kecepatan, dan jarak dari objek serta makhluk hidup lain yang berada di dalam air.
Bagaimana Paus Beluga Bereproduksi?
Beluga melakukan perkawinan secara musiman dari akhir bulan Februari hingga bulan Mei. Paus jantan membutuhkan waktu delapan hingga sembilan tahun untuk mencapai fase dewasa, sedangkan paus betina membutuhkan waktu empat hingga tujuh tahun.
Paus ini memiliki berbagai perilaku kawin seperti suara yang rumit, mengejar satu sama lain, bertabrakan kepala, atau menggigit. Mereka berkomunikasi dan membentuk ikatan satu sama lain dengan menggunakan sinyal seperti peluit, suara tajam, dan denyut.
Hasil penelitian oleh Paine pada tahun 1995, bahwa beluga jantan dan betina berenang bersama-sama dengan harmoni dan saling menempel hingga sang betina berenang di bawah perut beluga jantan. Keduanya melakukan perkawinan dengan persetujuan penuh.
Potensi Kepunahan
Beluga memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan dan kesehatan ekosistem laut. Penyebab hal tersebut karena posisinya sebagai predator teratas dalam rantai makanan di lingkungan Arktik, menjadikannya penting bagi komunitas di sana. Kehidupannya sangat tergantung pada es dan air laut yang dingin. Oleh karena itu, perubahan iklim dapat mempengaruhi keberadaannya secara langsung. Selain itu, aktivitas manusia juga dapat berdampak tidak langsung terhadap keberadaan paus ini.
Perubahan cuaca yang sangat ekstrem akan mengubah kondisi lingkungan hidup beluga. Namun, dampak yang paling berbahaya yang dapat membahayakannya berasal dari aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan cuaca yang ekstrem.
Lapisan es di Samudera Arktik telah membatasi aktivitas manusia, namun dengan mencairnya es, maka daerah yang sebelumnya tidak dapat diakses akan menjadi lebih mudah dijangkau. Hal ini bisa berdampak buruk bagi paus beluga yang biasanya mencari perlindungan di daerah-daerah tersebut karena banyaknya aktivitas manusia yang merugikan mereka.
Perubahan iklim yang menyebabkan hilangnya es dan kenaikan suhu air laut akan berdampak pada distribusi dan produktivitas mangsa beluga. Dampak tersebut akan mempengaruhi kemampuan paus beluga dalam mencari dan mendapatkan makanannya.
Perubahan iklim menyebabkan cuaca menjadi lebih ekstrem dan sulit diprediksi, sehingga paus beluga terperangkap di antara lapisan es di laut. Akibatnya, tingkat kematiannya semakin tinggi.
Paus beluga menghadapi ancaman lain yang dapat membahayakan kelangsungan hidupnya, yakni banyaknya penangkapan, eksplorasi minyak dan gas, serta penambangan. Kegiatan eksplorasi minyak dan gas bisa berdampak buruk pada paus beluga karena memicu polusi suara yang mengganggu kemampuannya untuk berkomunikasi, mencari makan, dan menghindari pemangsa.
Status Konservasi
Saat ini, IUCN menilai bahwa status konservasi paus beluga termasuk dalam kategori least concern dan diperkirakan jumlah populasi paus ini di seluruh dunia mencapai lebih dari 136,000. Namun, status ini sebenarnya sangat mengancam karena beluga menghadapi risiko kepunahan yang tinggi. Jika aktivitas ilegal terus terjadi, maka akan sangat membahayakan kelangsungan hidup spesies ini. Oleh karena itu, perlu adanya penegakan hukum yang lebih ketat untuk dapat menyelamatkan paus beluga dari punah.