Franz Reichelt seorang pria yang berprofesi sebagai penjahit professional dan telah memiliki bisnis menjahit yang sukses di Paris.
Akan tetapi, tak lama setelah membuka bisnis jahitnya, pria kelahiran Austria ini sangat berkeinginan kuat untuk mengembangkan sebuah parasut yang dapat digunakan sebagai setelan bagi para penerbang.
Tidak ada yang tahu, obsesinya tersebut malah menjadi jalan maut bagi dirinya sendiri.
Sebelum Reichelt mulai mengembangkan parasut, sudah ada orang yang telah berhasil menemukan parasut. Namun, mungkin bentuknya masih belum sempurna.
Meskipun sudah mengalami kegagalan berulang kali, Reichelt tak pernah sekalipun menyerah.
Baca Juga: 9 Pendekar Wanita Dalam Sejarah Dunia
Terus mengalami kegagalan
Dari hasil parasut yang telah dibuat, ia melakukan tes kepada sebuah boneka. Namun, rancangan parasutnya tersebut terus mengalami kegagalan. Hal itu dibuktikan dari boneka yang dipakaikan parasut miliknya terjatuh dengan keras ke bumi. Tetapi, Reichelt tidak ingin semua usahanya selama ini sia-sia, dia tetap berpegang teguh tidak melihat cacat apapun dalam desainnya.
Ia meyakini kalau dirinya bisa menambah jarak jatuhnya, maka parasut buatannya akan sukses karena akan memberi waktu lebih banyak untuk sayap parasutnya membuka dengan baik.
Sampai suatu ketika, ia mengajukan petisi untuk melakukan pengetesan penerbangan dari Menara Eiffel. Namun, keinginannya ditolak mentah-mentah.
Karena terus mencoba selama setahun, Reichelt pun diberi izin melakukan eksperimennya. Tapi dengan satu syarat, yaitu penerbangan harus dilakukan oleh boneka. Reichelt pun menyetujuinya, namun dia malah melakukannya tidak seusai dengan perjanjian.
Baca Juga: 5 Fir’aun Wanita Berpengaruh Pada Mesir Kuno
Di hari pengujian
Saat hari pengujian tiba pada 4 Februari 1912. Reichelt sendiri lah yang tiba di Menara Eiffel, bukan boneka yang diminta oleh pihak Menara. Ia mengenakan setelan parasut yang tampak seperti jubah.
Banyak orang yang penasaran dan berkumpul di bawah Menara Eiffel untuk melihat hasil eksperimen Reichelt.
Namun, hanya sedikit orang di sekitar Reichelt yang coba meminta dirinya mengurungkan niatnya untuk melompat dari menara Eiffel. Walaupun saat itu terdapat banyak wartawan dan polisi yang ikut melihat.
Himbauan dan nasehat teman-temannya pun ia acuhkan begitu saja.
Saat ditanyai apakah ingin menggunakan tali pengaman atau tidak, Reichelt menolaknya karena ingin membuktikan eksperimennya ini bukanlah sebuah tipu daya. Dia ingin memperlihatkan nilai dan hasil dari eksperimennya selama ini.
Hingga akhirnya Reichelt tiba di atas Menara Eiffel, berhenti di dek pertama yang ketinggiannya sekitar 57 meter.
Baca Juga: Ilmuwan Ini Mengembangkan Gas Beracun, Namun Masih Mendapatkan Nobel
Reichelt berdiri di tepi menara dan sempat ragu untuk melompat selama beberapa saat. Hingga pada akhirnya ia pun memutuskan untuk melompat.
Mendapat juluan ‘Penjahit Terbang’
Na’asnya, parasut yang dikenakan Reichalt nyaris tidak terbuka. Akibatnya ia terjatuh ke bawah layaknya batu bata yang jatuh dari ketinggian karena gravitasi bumi.
Reichelt pun kehilangan nyawanya sebelum penonton sempat ingin menyelamatkannya. Dilaporkan kondisinya sungguh tragis, matanya terlihat terbuka lebar karena ketakutan.
Eksperimen bodoh Reichelt banyak dibicarakan saat itu. Karena kejadian itu, pihak Menara Eiffel akan lebih waspada untuk memberi izin terhadap aksi percobaan parasut yang dilakukan di Menara Eiffel.
Baca Juga: Bukan Jeff Bezos Atau Bill Gates, Tapi Inilah Kisah Mansa Musa, Orang Terkaya Di Dunia
Peristiwa itu membuat Reichelt menerima julukan ‘Penjahit Terbang’ dan ‘Jenius Gila’.