Dalam buku Women Warriors karya Pamela Toler, menggambarkan betapa hebatnya para wanita dalam pertempuran zaman dulu. Mereka memenggal kepala musuh, menunggangi kuda, memerintahkan eksekusi, bahkan memimpin pasukan yang berjumlah puluh ribuan orang. Berikut ini 9 pendekar wanita yang kehebatannya tercatat dalam sejarah!
1. Fu Hao, Jenderal Dinasti Shang (CA 1.200 SM)
Pendekar wanita pertama ialah Fu Hao. Bayangkan saja, bahkan di makamnya Fu Hao, terdapat 100 senjata. Menurut studi terbaru dari tulisan Tiongkok Kuno, Fu Hao memiliki kepimpinan akan pasukan dan mampu memberikan kampanye peperangan yang baik.
2. Cynane, Pemimpin Makedonia (CA 358-320 SM)
Pendekar wanita selanjutnya ialah Cyname. Ia adalah saudari tiri Aleksander Agung, sebelum ia berusia 20 tahun ia menjadi pemimpin militer, Cynane memimpin pasukan Makedonia. Menurut Polyaenus dalam tulisannya, Cynane pernah mengalahkan satu pasukan kemudian langsung membunuh ratunya.
3. Mawiyya, Pemberontak Anti-Romawi (CA 361-411 M)
Tak hanya beraliansi dengan suku yang disebut Konfederasi Tanukh, pendekar wanita ini juga menjadi pemimpinnya. Pada abad ke-4 Masehi mereka melakukan pemberontakan melawan orang-orang Romawi. Mawiyya memimpin pasukannya ke Palestina menggunakan taktik geriliya, mereka mengalahkan legiun Romawi.
4. Njinga, Ratu Afrika Barat (1582-1663)
Dalam upaya mempertahankan kerajaannya–Ndongo dan Matamba–dari Portugis, Njinga menggunakan taktik geriliya dan diplomasi. Ketika memimpin pertempuran, pendekar wanita ini berusia 75 tahun, Njinga melatih pasukan yang lebih muda dan memeprsiapkannya. Mereka dilatih berperang, menggunakan tombak dan panah.
5. Laskarina Bouboulina, Komandan Perang Yunani (1771-1825)
Dalam upaya memerdekakan diri dari Kesultanan Ustmaniyah, Bouboulina secara diam-diam memesan kapal perang dan mengumpulkan armada kemudian berperang melawan Kesultanan Ustmaniyah. Ia dan pasukannya berhasil menyerang angkatan laut di pelabuhan Ustmaniyah, sehingga pendekar wanita ini dijuluki Kapetanisa, Kapten Perempuan.
6. Juana Azurduy De Padilla, Pemberontak Amerika Selatan (1780-1862)
Pada awal abad ke-19 Azurdy bergabung dengan suaminya, Manuel Padila untung menentang dominasi Spanyol. Bersama suaminya, ia mengumpulkan pemebrontak dan bertarung bersama. Azurdy bahkan memimpin pasukan pria, ia dikenal pemberani di medan perang. Bahkan setelah suaminya meninggal, ia terus saja bertempur. Membuat ia menjadi pendekar wanita yang layak masuk dalam catatan sejarah.
7. Nakano Takeko, Samurai Jepang (1847-1868)
Pada abad ke-19 di Utara Jepang, Nakano memimpin 30 samurai perempuan untuk melawan tentara kekaisaran. Meskipun tentara bersenapan, Nakano dan pasukannya menggunakan senjata naginata dan pedang untuk mengalahkan tentara tersebut. Di akhir hayatnya, pendekar wanita ini meminta agar kepalanya dipenggal dan dikubur agar musuhnya tidak bisa menjadikannya trophy. Nakano tewas akibat luka tembakan.
8. Lozen, Pejuang Apache (CA 1840-1889)
Pada abad ke-19, Lozen sering ikut berperang. Lozen pandai mencuri kuda-kuda musuh, menguasai strategi pertempuran, dan memiliki keterampilan mengobati. Ia dideskripsikan sebagai pelindung kaumnya.
9. Milunka Savic, Pahlawan Perang Serbia (1892-1973)
Dalam Perang Balkan, Savic menyamar sebagai seorang pria. Identitasnya terkuak ketika ia terluka akibat terkena granat. Namun ia menolak untuk meninggalkan pertempuran, lalu mengabdi dalam tiga perang selanjutnya. Atas keberaniannya, Savic menerima medali.
Sumber: National Geographic Indonesia
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.