Tradisi adalah kebiasaan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara turun temurun yang diwariskan oleh nenek moyang. Diantara banyak tradisi masyarakat, ada tradisi yang bisa dibilang aneh. Salah satunya ialah tradisi saling bertukar istri.
Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat yang hidup di lembah terpencil di pedalaman daerah Ladakh, India Utara. Mereka dikenal dengan suku Drokpa.
Suku Dropka dikenal juga dengan sebutan Suku Arya memiliki penduduk sekitar 3.000 orang. Terdapat banyak teori yang mencoba menyimpulkan, bahwa asal muasal suku Dropka adalah segerombolan tentara Alexander Agung yang berasal dari negeri Yunani.
Saling berbagi istri

Akan tetapi, ada juga yang mengatakan, kalau mereka adalah memang suku asli yang tinggal di Pegunungan Himalaya.
Tradisi yang terjadi disana terbilang cukup aneh. Karena mereka diperbolehkan untuk saling berbagi istri bersama dengan rekan, kerabat, saudara, dan tetangga mereka.
Dibuat seperti kompetisi

Namun hal yang unik ialah cara mereka agar dapat berbagi istri dibuat seperti kompetisi pada umumnya. Para-para istri akan berdandan dan menyulap penampilan mereka agar mendapatkan perhatian oleh para-para suami.
Supaya dapat dipilih, sang suami pun ikut juga mempromosikan istri mereka sebaik mungkin agar dilirik oleh suami lain.
Tradisi ini kerap diadakan di lingkungan Drokpa. Para sejarawan banyak menyebut kalau apa yang dilakukan masyarakat suku Drokpa adalah cara mereka agar bisa bertahan hidup.
Walaupun belum ada bukti jelas mengenai tradisi tersebut, namun mereka juga menambahkan tradisi yang dilakukan adalah agar dapat terhindarkan dari roh-roh jahat.
Mendapat protes

Nah, ternyata tradisi ini juga sering mendapatkan protes oleh ketua adat setempat. Dikarenakan bisa dibilang tidak ada nilai positif yang bisa diambil.
Semenjak beratus-ratus tahun, tradisi ini pun sudah tidak diperbolehkan dilakukan oleh masyarakat suku Drokpa. Terlebih setelah ajaran-ajaran agama mulai masuk ke lingkungan mereka.
Selain tradisi saling tukar istri, suku Drokpa juga acap melakukan kebiasaan saling berciuman di depan umum. Suku ini memiliki budaya, bahasa, dan ciri fisik tersendiri dibandingkan dengan suku Tibet-Burman yang ada disana.
Dan juga dilihat dari segi penampilannya pun mudah untuk dikenal. Karena mereka mengenakan busana yang atraktif dan berbeda dengan busana suku lainnya yang tinggal di wilayah Ladakh.