Bohong merupakan pernyataan atau perbuatan yang salah. Yang dibuat oleh seseorang dengan tujuan pendengar percaya. Sebagian orang menjadikan kebohongan sebagai sesuatu hal yang lucu dan berniat untuk mengundang tawa orang lain.
Berbohong dalam lawakan atau candaan tetap tidak boleh?
Berhati-hatilah dengan perkataan dan perbuatan bohong. Sebagaimana Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Celakalah orang yang berbicara, padahal ia berbohong untuk sekedar membuat orang-orang tertawa, celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Mengapa Islam tidak memperbolehkan berbohong dengan maksud hanya bercanda?
Sebagai muslim kita perlu meninggalkan perkataan dan perbuatan yang mengarah kepada kebohongan. Ini adalah bukti kesempurnaan iman kita:
Ada sebuah hadits menyebutkan,
لاَ يُؤْمِنُ الْعَبْدُ الإِيمَانَ كُلَّهُ حَتَّى يَتْرُكَ الْكَذِبَ فِى الْمُزَاحَةِ وَيَتْرُكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ صَادِقاً
“Seseorang tidak dikatakan beriman seluruhnya sampai ia meninggalkan dusta saat bercanda dan ia meninggalkan debat walau itu benar.” (HR. Ahmad 2: 352. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini dhaif)
Dari Bahz bin Hakim, ia berkata bahwa ayahnya, Hakim telah menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
“Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud no. 4990 dan Tirmidzi no. 3315. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Islam tidak memperbolehkan perkataan dusta, sedangkan canda itu sendiri diperbolehkan.
Bahkan Rasulullah pun suka bercanda dengan keluarga dan sahabat beliau.“Wahai, Rasulullah! Apakah engkau juga bersenda gurau bersama kami?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Betul, hanya saja aku selalu berkata benar.” (HR Ahmad, sanad shahih)
Boleh saja membuat candaan. Namun, jangan terlalu berlebihan, hanya sekadar garam yang dibutuhkan pada makanan. Jika terlalu berlebihan dalam bercanda jadi tidak enak. Begittulah dalam masakan takut keasinan.
لاَ تُكْثِرُ الضَّحَكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحَكِ تُمِيْتُ القَلْبَ
“Janganlah banyak tertawa karena banyak tertawa dapat mematikan hati.” (Shahih Al Jami’ no. 7435, dari Abu Hurairah)
Kita pun dilarang bercanda dengan cara berpura-pura mengambil barang orang lain, “Janganlah salah seorang dari kalian mengambil barang milik saudaranya, baik bercanda maupun bersungguh-sungguh.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Dalam Islam bercanda dibolehkan. Sedangkan yang menjadi larangan adalah perkataan dan perbuatan dusta. Dalam Islam setiap muslim diajarkan untuk senantiasa bersikap jujur.
Bahkan Allah mengutuk orang-orang yang suka berbohong dan sangat ringan mengatakan kedustaan seolah-olah hal tersebut adalah kebenaran: “Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta” (QS Adz Dzaariyaat:10)
Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Aku menjamin dengan sebuah istana di bagian tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meski ia sedang bercanda, dan istana di bagian atas surga bagi seseorang yang memperbaiki akhlaknya.” (HR. Abu Dawud).
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidaya. Disarankan baca Ini Ciri-Ciri Cowok Berbohong Dan Suka Berselingkuh(Buka di tab peramban baru)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.