Tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan manusia tidak pernah ada habisnya, tidak sedikit orang yang memiliki banyak kebutuhan namun terkendala ekonomi. Saat berada diposisi tersebut, terkadang seseorang memilih berutang untuk memenuhi kebutuhannya.
Dalam agama Islam, seseorang sangat tidak disarankan untuk berutang kecuali dalam keadaan darurat. Seseorang yang sudah mampu untuk membayarnya, diharuskan untuk segera bayar, jika sengaja dituna maka itu merupakan sebuah kedzaliman.
Meninggal Dalam Keadaan Memiliki Utang, Maka Ia Sulit Masuk Surga Meskipun Mati Syahid
Rasulullah SAW bersabda, “Demi yang jiwaku ada ditanganNya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih punya hutang, maka dia tidak akan masuk surga sampai hutangnya itu dilunasi.” (HR Ahmad, An-Nasa’i dan At-Thabarani)
Tidak Mendapatkan Kepastian Apakah Akan Selamat Atau Binasa
Semua orang pastinya ingin mendapatkan sebuah kepastian, apalagi urusan akhirat antara surga atau neraka. Rasulullah SAW bersabda, “Jiwa seorang mukmin tergantung karena hutangnya, sampai hutang itu dilunaskannya.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
“Berkata As Suyuthi, yaitu orang tersebut tertahan untuk mencapai tempatnya yang mulia. Sementara Imam Al ‘Iraqi mengatakan urusan orang tersebut terhenti (tidak diapa-apakan), sehingga tidak bisa dihukumi sebagai orang yang selamat atau binasa, sampai ada kejelasan nasib hutangnya itu sudah dibayar atau belum.” (Tuhfah Al Ahwadzi, 4/164)
Orang Yang Tidak Membayar Hutangnya, Akan Bertemu Dengan Allah Sebagai Pencuri
Tentu saja kita tidak ingin bahwa diri kita disebut pencuri, bagi kebanyakan orang mencuri merupakan hal yang harus dihindari meskipun dalam keadaan darurat sekalipun. Namun bagaimana yang memberikan label pencuri kepada kita itu Allah?
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR Ibnu Majah).
Seseorang Yang Berhutang, Akan Mendapatkan Kehinaan Di Siang Hari Dan Kegelisahan Di Malam Hari
Umar bin Abdul Aziz berkata, “Aku wasiatkan kepada kalian agar tidak berhutang, meskipun kalian merasakan kesulitan, karena sesungguhnya hutang adalah kehinaan di siang hari kesengsaraan di malam hari, tinggalkanlah ia, niscaya martabat dan harga diri kalian akan selamat, dan masih tersisa kemuliaan bagi kalian di tengah- tengah manusia selama kalian hidup.” (Umar bin Abdul Aziz Ma’alim Al Ishlah wa At Tajdid, 2/71)