Para Jenderal Amerika Memberi Julukan ‘The Shadow Commander’ Terhadap Qassem Soleimani

902822 720
Credit Image: Dunia Tempo

Jenderal Qassem Soleimani adalah aktor di balik layar keterlibatan Iran di kancah perang Suriah. Sebenarnya tidak mudah bagi Iran untuk terjun ke konflik tersebut, permasalahannya ada propoganda pihak lawan yang memiliki jaringan media internasional.

Mereka mempropoganda Presiden Suriah sebagai Syiah, mereka pula mengaitkan keterlibatan Iran dalam konteks sektarian, Syiah vs Sunni. Sebenarnya Iran sudah mengirimkan Hezbollah untuk membantu Suriah, namun ternyata belum cukup.

Lawan yang dihadapi bukan hanya ISIS dan kelompok militan lainnya, namun juga NATO. Oleh sebab itu, Iran mencari alternatif lain untuk membantu Suriah, dan ternyata Iran memilih Rusia sebagai penyapu jalan.

“Tangan rahasia” Iran

Bukan hal yang mudah menggandeng Rusia, isu sektarian berhasil diminimalisir dengan masuknya Rusia yang notabennya negara non-muslim. Dengan begitu Iran bisa bebas masuk medan perang.

Jenderal Qassem Soleimani lah inisiator di balik semua itu, ia merupakan aktor di balik layar layaknya tokoh-tokoh dalam novel Tom Clancy dan Frederick Forsyth.

Iran adalah salah satu negara yang memiliki musuh yang kuat, namun mereka memiliki satuan pasukan khusus. Pasukan itu adalah Divisi Al-Quds dipimpin oleh Jenderal Qassem Soleimani.

Divisi Al-Quds adalah tangan rahasia Iran, mereka mengembangkan kekuatan di luar negeri. Bahkan setiap tahunnya, divisi ini mendapat anggaran 20 trilun rupiah.

Hezbollah Lebanon adalah salah satu jaringan istimewa luar negeri milik Al-Quds, di bawah pimpinan Sayyid Hassan Nasrallah, jaringan ini melawan Israel.

The Shadow Commander

Serangan langsung Israel dan ISIS dipatahkan langsung oleh Qassem Soleimani melalui Hazbollah. Hezbollah menjadi jaringan kuat yang ditakuti musuh-musuhnya bukan tanpa sebab, mereka dipasoki senjata mutakhir buatan Iran dan Rusia oleh Jenderal Qassem Soleimani.

Selain itu, secara langsung, Qassem juga melatih para tentara Suriah untuk membela negara mereka dari gempuran pemberontak yang dipasok negara barat. Namun ternyata, bukan hal itu lah yang ditakuti oleh AS. Pasukan Qassem dikenal pandai menyamar dan memecah belah musuh dari dalam, hal tersebut sangat ditakuti AS.

Al Baghdadi selaku Komandan ISIS bahkan mengakui kekalahan ISIS di Mossul adalah berkat kemampuan pasukan Qassem yang memecah belah pasukan ISIS dari dalam. Mereka dikatakan menyerang kawannya sendiri karena curiga satu sama lain.

Qassem memiliki banyak julukan, adalah syahid yang hidup atau the living marty, Newsweek, media AS memberikan julukan kepadanya The Nemesis. Bahkan para Jenderal AS memberikan julukan The Shadow Commander kepada Qassem. Seorang Jenderal AS berkata kepada media Guardian milik Inggris berkata “Jika saya bertemu dengannya, ingin saya menjabat tangannya dan bertanya apa yang diinginkannya dari kami?”, seperti yang dikutip tagar.id.

Itulah bentuk penghargaan dan penghormatan dari musuh-musuhnya yang terkesima oleh kerja keras Qassem. Meskipun ia dijuluki teroris di hadapan publik. Andai saja mereka tidak berseteru, tentu saja Jenderal-Jenderal AS akan senang jika sekedar minum teh bersamanya.

Qassem dikenal sosok Jenderal yang sederhana, menurut asisten PM Irak Nouri al-Maliki, Qassem adalah sosok yang tenang ketika berbicara, rasional dan sopan. Ia berperilaku sederhana ketika sedang berbicara. Kebesaran kekuatannya tak akan diketahui selama kita tak tahu dukungan pasukan yang dimiliki Jenderal tersebut. Nouri menilai, tidak ada orang yang mampu berperang melawannya.

Credit: Denny Siregar 

Add a comment

Tinggalkan Balasan

Prev Next
Hidupkan Notifikasi OK No thanks