Untuk pertama kalinya dalam sejarah, suhu di benua paling selatan di bumi, Antartika, mencapai lebih dari 20 derajat. Pada 9 Februari lalu, para ilmuwan mencatat, suhu di Antartika sudah mencapai 20,75 derajat celcius.
“Kami belum pernah menemukan suhu setinggi ini di Antartika sebelumnya,” ucap ilmuwan asal Brazil, Carlos Schaefer, dilansir AFP, Jumat (14/2).
Namun ia menyebut, suhu tinggi yang terjadi pada 9 Februari lalu itu tidak ada hubungannya dengan tres perubahan iklim. Sebab, hal itu hanya terjadi satu kali dan bukan dalam bentuk rangkaian panjang.
“Kami tidak bisa menggunakan data ini untuk mengantisipasi perubahan iklim di masa depan. Tapi, ini adalah sinyal bahwa sesuatu yang berbeda saat ini sedang terjadi di Antartika,” ucapnya.
Suhu tinggi bisa mempercepat pencairan gletser atau lapisan es di Antartika. Akibatnya, kenaikan permukaan laut bisa meningkat dan mengancam kota-kota pesisir atau negara-negara kepulauan.
Di minggu sebelumnya, Pusat Meteorologi Nasional Argentina mencapai 18,3 Celcius di pangkalan Esperanza. Suhu ini lebih tinggi ketimbang rekor sebelumnya yang mencapai 17,5 derajat di tahun 2015.
Pada tahun 1979 hingga 2017, peneliti mencatat pencairan permukaan laut di seluruh dunia meningkat 1,4 cm akibat mencairnya es di Antartika. Akibatnya, permukaan laut di seluruh dunia menjadi semakin tinggi.
Dibandingkan tahun 2009-2017, saat ini es di Antartika mencair 6 kali lipat lebih cepat menjadi 252 miliar ton per tahun.
Dilaporkan AFP, peneliti menemukan fakta yang lebih mengkhawatirkan terkait area yang sempat dianggap stabil dan tak terpengaruh perubahan di Antartika Timur. Di lokasi tersebut banyak es yang kini mencair.
“Ketika lapisan es di Antartika terus mencair, kami memperkirakan permukaan air laut akan meningkat di masa mendatang,” ujar peneliti utama, ketua ilmu sistem Bumi di University of California, Eric Rignot.
Di tahun 2.100, peneliti memperkirakan akan terjadi skenario terburuk yakni banjir di daerah pesisir lantaran permukaan air laut meningkat 1,8 meter. Kesimpulan ditarik beradasarkan penilaian massa es terpanjang di 18 wilayah geografis Antartika.