4 Tipikal Netizen Dalam Menyikapi Fenomena Sains dan Agama

Ilustrasi Sains Dan Agama

Dalam dinamika dunia diskusi yang terjadi pada komunitas-komunitas, baik itu dalam sebuah grup facebook, atau pun dalam diskusi antar teman di friendlist, terdapat 4 tipikal orang dalam mengemukakan perspektifnya terhadap kontradiksi antara agama dan sains.

1. Orang yang menggunakan dalil agama sebagai tandingan atau perbandingan teori sains yang ia pelajari

Menurut teori Darwin, kita berasal dari proses evolusi, dan hal tersebut sudah dikaji secara logis dan empiris, tidak seperti apa yg dikatakan oleh Agama dengan teori kreasionismenya bahwa kita berasal dari tanah dan merupakan hasil dari campur tangan adikodrati, sungguh tidak bisa diterima nalar dan tidak logis

2. Orang yang menggunakan teori sains lain untuk dibandingkan dengan teori sains yang ia pelajari dan ia kaji

Menurut George Lematitre, Semesta terbentuk oleh dentuman besar atau yang dikenal sebagai Big Bang, berawal dari atom super padat yang memiliki energi kalor yang tinggi hingga atom tersebut semburat atau meledak, ada yang mengatakan mengembang lalu semua materinya terlempar dan membentuk segala macam benda angkasa termasuk Matahari dan Bumi.

Berbeda atau bahkan berlawanan dengan The Steady State Theory, yang menyatakan bahwa Alam semesta tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir, menurut teori ini, zat hidrogen baru selalu terbentuk di antara galaksi-galaksi, sehingga akan membentuk galaksi baru yg akan menggantikan ruang di antara galaksi-galaksi yang menjauh. Teori ini dikemukakan oleh H. Bondi, T. Gold, dan F. Hoyle.

3. Orang yang menolak dan mungkin apatis terhadap Sains yang dirasa kontradiktif dengan ajaran Agama yang dianut

Menurut Agama Islam, kita adalah keturunan Nabi Adam. Beliau diciptakan dari tanah oleh Allah lalu diturunkan ke Bumi bersama Hawa, lalu mereka menikah untuk memiliki keturunan dan membentuk peradaban, hingga sampailah kepada kita, jadi teori evolusi yg dikemukakan oleh Darwin itu jelas salah, dan kita tak patut untuk percaya teori tersebut.

4. Orang yang terbuka terhadap sains meskipun ia sendiri juga mengkaji dari sisi Agama

Dalam Qur’an surat Anbiya ayat 30, dijelaskan bahwa dulu langit dan bumi adalah satu. Langit saat itu masih merupakan asap, asap inilah yang lalu menjadi matahari, bintang dan benda-benda lainnya (Fusilat ayat 11). Kemudian dipisahkan secara bersamaan dalam waktu 6 masa (Al-Hud ayat 7). Berapa lama 6 masa itu? bukan detik, jam, hari atau bahkan tahun. Masa di sini pada interpretasinya tidak ada yang tahu kecuali Allah.

Allah tidak menciptakan secara langsung alam semesta dan seiisinya karena ingin hamba-Nya belajar bahwa segala sesuatu itu membutuhkan proses. Dari sini, bisa kita ambil sebuah pelajaran bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan memiliki proses yang harus kita pelajari sebagai ilmu. Oleh karena itu, marilah kita terus belajar sains untuk mengetahui proses-proses tersebut, jangan menolaknya. Justru Allah menyeru kita untuk menjadi manusia yang senantiasa menuntut ilmu.

Add a comment

Tinggalkan Balasan

Prev Next
Hidupkan Notifikasi OK No thanks