Bagaimana Menyikapi Pertentangan Antara Sains Dan Agama?

10
0

Di zaman yang modern ini, sains telah begitu banyak memberikan kontribusi dan pengaruh yang besar bagi kehidupan, khususnya kemajuan teknologi yang memudahkan kita beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

Revolusi sains yang berawal sekitar 500 tahun lalu berhasil membawa kehidupan kita kedalam taraf dan kualitas yang lebih baik. Namun di sisi lain, kita juga hidup di tempat di mana, tak sedikit masyarakatnya yang terkesan anti sains, dan menolak keras segala hal yang bertentangan dengan ajaran serta kitab suci mereka. Mereka menganggap bahwa di antara sains dan agama terdapat jurang pemisah yang sangat luas dan dalam. 

Sains dan agama sebenarnya bisa berjalan. Namun, pada domain dan pada wilayahnya masing-masing. Terkadang hal-hal yang dihasilkan sains menuai banyak kontroversi dan saling kontradiksi terhadap ajaran agama.

Bagaimana cara kita menghadapi serta menyikapi perbedaan sains terhadap agama?

Sikap dan langkah yang mungkin paling tepat kita ambil adalah menerima konsep maupun produk dari sains tersebut. Perlu digaris bawahi, “Menerima” yang dimaksudkan adalah memberikan lampu hijau terhadap sains untuk bisa berada ditengah-tengah kehidupan masyarakat.

ARTIKEL TERKAIT •
Googlism, Agama Yang Menganggap Google Sebagai Tuhan!

Meskipun sebenarnya, dari ujung rambut hingga ujung kaki kita merupakan bagian dari sains. Kita tidak perlu menolak keras pemberian vaksin dan penyelenggaraan imunisasi, tidak perlu menolak pembangunan laboratorium serta observatorium untuk penelitian dan sebagainya.

Dengan menerima teori evolusi, sejatinya tidak menjadikan kita sebagai ateis. Bukankah dibutuhkan ketidakpercayaan terhadap Tuhan agar bisa menjadi seorang irreligius? Selama kita percaya dengan-Nya, kita tetap akan menjadi seorang yang religius, bukan?

Kontribusi nyata sains dalam kehidupan

Sejatinya, dengan menerima sains didalam kehidupan kita, ini tidak akan menjadikan kita berada dalam kerugian. Justru banyak manfaat yang kita rasakan berkat sains. Sebagian besar alat komunikasi, transportasi, rumah tangga, kesehatan dan masih banyak lainnya, semuanya ada karena kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada selama ini. 

Gelombang elektromagnetik pada alat komunikasi kita, aliran AC atau DC pada mesin-mesin mobil dan alat elektronik serta listrik dirumah-rumah kita. Bahan-bahan kimia yang berda pada seluruh alat rumah tangga, pewarna makanan, cuka, garam, serta beberapa jenis bahan-bahan rumah tangga lainnya, seperti biji-biji plastik yang membentuk sebuah kursi dan meja.

ARTIKEL TERKAIT •
Membunuh Cecak Dalam Islam

Juga obat-obatan yang kita konsumsi, merupakan susunan dan campuran bahan kimia yang membantu tubuh dan organ-organ kita kembali bekerja dengan semestinya. Membantu kita melawan berbagai kehidupan kecil mikroorganisme yang bersifat patogen.

Suntikan vaksin yang kita terima, didalamnya banyak terdapat bakteri dan virus lemah yang berfungsi untuk menstimulasikan dan merangsang respon sistem imun tubuh. Foton dan cahaya serta radiasi dan kalor yang mengeringkan baju dan pakaianmu. 

Tanpa mengenal dan mendalami sains, kita mungkin tidak akan tahu cara bercocok tanam yang memiliki produktivitas tinggi, kita mungkin tidak akan tahu bagaimana cara merawat tumbuhan dengan tepat. Kita juga mungkin akan sulit dalam menghasilkan tumbuhan tani dengan varietas unggul.

Bahkan Kita bisa saja membunuh orang-orang karena mentransfusikan darah dengan tipe dan antigen yang berbeda, yang mengakibatkan terjadinya penggumpalan. 

Namun, sebenarnya tidaklah benar adanya sebuah dinding dan benteng sekuler tebal serta jurang nun luas dan dalam yang membatas antara sains dan agama. Itu hanyalah jurang biasa.

ARTIKEL TERKAIT •
Inilah Alasan Mengapa Indonesia Baperan!

Sebab tidak bisa kita pungkiri, dalam beberapa kasus, terkadang kitab suci malah menganggap serta mengklaim beberapa fenomena alam yang berada pada lingkup sains, dan banyak dari orang-orang agamis yang juga membenarkan pengakuan tersebut. 

Tidak ada ruginya kita belajar mengenai sains, kita hidup didunia tempat dimana ilmu teknologi dan sains yang bersifat dinamis. Karena hidup didunia, maka tidak ada salahnya untuk mempelajari sains sebagai ilmu duniawi.

Dengan mempelajari sains, tidak akan menodai, melunturkan, apalagi sampai membunuh iman dan agamamu, Kawan.

Penulis: Kaesar Dwi Lambang
Editor: Yogi Arfan

Tinggalkan Balasan