Paradox adalah suatu situasi atau kondisi yang muncul dari sejumlah premis, apa itu premis? Premis adalah landasan kesimpulan, atau pemikiran, atau asumsi dari kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar dalam menarik kesimpulan berlogika.
Nah kondisi yang muncul dari sejumlah premis ini diakui kebenarannya tapi bertolak belakang dari suatu pernyataan yang akan menghasilkan suatu konflik atau kontradiksi. Simplenya, paradox adalah suatu kondisi atau suatu situasi yang bertentangan dengan akal sehat, tapi sejalan dengan akal sehat. Bingung kan? Ya ini lah paradox.
1. Paradox Pencuri
Ada pencuri A yang mencuri anak dari B. Lalu pencuri memberi sebuah pertanyaan kepada B, “Aku akan membebaskan anakmu jika bisa menebak apa yang akan aku lakukan terhadap anakmu?”.
Kemudian di sinilah timbul pertentanganya. Jika B menjawab bahwa pencuri akan membunuh anaknya, maka jika pencuri benar-benar ingin membunuh maka dia harus mengembalikan anak B. Jika pencuri membunuh berarti ini melanggar aturan si pencuri. Atau jika dia ternyata membebaskan, maka dia tidak bisa membebaskan karena B telah salah menjawab pertanyaan Pencuri dan begitu seterusnya.
2. Paradox Pinokio
Apa yang akan terjadi apabila pinokio mengatakan, “Hidungku akan panjang sekarang?”. Bila benar hidungnya memanjang, artinya pinokio berkata jujur. Tapi jika pinokio berkata jujur, maka hidungnya tidak akan memanjang, bila hidungnya tidak memanjang, artinya perkataan pinokio itu bohong. Bila pinokio berkata bohong, maka hidungnya akan memanjang. Tapi jika hidungnya memanjang artinya pinokio telah berkata jujur.
3. The Unexpected Hanging Paradox
Merupakan paradox yang sampai sekarang masih belum dapat jawabanya yang pasti dari para philosfer maupun matematikawan, berawal dari sebuah cerita, “Seorang terdakwa akan di hukum mati (gantung)” lalu sang juri berkata bahwa, “Iya akan dihukum mati di tengah hari di hari kerja dan terdakwa tidak diberitahu kapan ia akan dihukum mati dan akan menjadi sebuah kejutan”.
Lalu sang prisoner pun berpkir, “Mereka tidak akan membunuhku hari jumat”, kenapa? karena jika ia masih hidup hari kamis maka ia akan tahu bahwa hukuman mati akan dilakukan hari berikutnya, lalu sang prisoner berpikir kembali “Mereka tidak akan membunuhku pada hari kamis” karena kalau hari rabu masih hidup ia tahu kalau ia akan dibunuh di hari berikutnya.
Lalu sang prisoner pun terus berpikir ke hari-hari berikutnya sampai ia mendapatkan kesimpulan bahwa mereka tidak akan pernah bisa mengejutkanku yang artinya tidak pernah mendapatkan hukuman, dan datanglah hari rabu di mana ia tereksekusi mati sang prisoner pun sangat terkejut.
Bagaimana caranya juri dapat memberikan kejutan ke prisoner tersebut?
4. Barber Paradox
Alkisah di suatu kerajaan hanya ada seorang tukang cukur rambut serta di daerah itu ada aturan-aturan yang harus ditaati.
- Semua warga harus rutin mencukur rambutnya.
- Semua warga tidak boleh mencukur rambutnya di kerajaan lain.
- Semua warga harus mencukurkan rambutnya pada tukang cukur.
- Tukang cukur hanya mencukur orang yang tidak mencukur rambutnya sendiri.
Yang jadi pertanyaan adalah siapakah yang mencukur rambut si tukang cukur itu?
Mengingat aturan kedua, sangat jelas kalau si tukang cukur hanya boleh mencukurkan rambutnya di dalam wilayah kerajaan. Sekarang kalau kita lihat aturan ketiga berarti si tukang cukur hanya boleh mencukurkan rambutnya kepada seorang tukang cukur, yaitu dirinya sendiri.
Yang jadi masalah adalah seandainya si tukang cukur itu mencukur rambutnya sendiri maka itu berarti dia telah melanggar aturan yang keempat, yaitu hanya mencukur orang yang tidak mencukur rambutnya sendiri. Tapi seandainya dia tidak mencukur rambutnya maka dia juga harus mentaati aturan yang keempat, yaitu harus mencukur rambut orang yang tidak mencukur rambutnya sendiri, yaitu termasuk si tukang cukur itu. Lalu, siapakah yang mencukur rambut si tukang cukur itu?
5. The Omnipotence Paradox
Bisakah yang maha kuasa (Tuhan) menciptakan sebuah batu yang sangat berat sampai Tuhan sendiri tidak dapat megangkatnya? Ini merupakan paradox yang biasa digunakan para atheis untuk membingungkan umat beragama, ya walaupun sedikit ironi karena penciptanya adalah seorang filsafat beragama yaitu Averroes (Ibn Rušd).
Ada 2 poin penting dalam paradox ini, yaitu bisakah Tuhan menciptakan batu tersebut (karena Tuhan maha kuasa)? Kalau iya malah lebih parah lagi karena menunjukan bahwa ada yang tidak bisa dilakukan Tuhan (mengangkat batu tersebut).
Apapun jawabanya, pada akhirnya kita tidak akan pernah mendapatkan jawaban yang paling tepat, perlu diingatkan lagi karena Tuhan di luar jangankauan logika manusia itu sendiri.
Penulis: Adit Kurniawan
Editor: Yogi Arfan