Yang diketahui secara umum bahwa antiseptik dapat diartikan sebagai zat atau senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai penghambat pertumbuhan kuman, mikroorganisme, dan bakter tertentu.
Sekarang mencoba mengulas lebih dalam tentang sejarah antiseptik bisa disebut hand sanitizer yang terbilang unik, sejarah penemuan dan juga perkembangan antiseptik di dunia medis.
1. Antiseptik sudah ditemukan sejak zaman lampau
Dilansir di sebuah laman Discoveriesinmedicine.com, zat antiseptik ternyata telah digunakan sejak zaman lampau, yakni sejak zaman Mesir dan juga Yunani Kuno.
Perlu diketahui beberapa bahan yang diklaim pada zaman dulu seperti nafta, minyak sayur, resin, serta rempah-rempah menjadi proses pembuatan mumi Mesir
Orang-orang Yunani dan Romawi Kuno juga menggunakan zat tersebut yang dikaim dapat menghambat penyebaran kuman dan mikroorganisme, seperti anggur, minyak, dan juga cuka. Pada penggunaan anggur dan cuka sudah pernah dilakukan untuk pengobatan pada zaman dokter Hippokrates (466 SM – 377 SM).
2. Pembuatan dan racikan antiseptik berkembang pesat di abad pertengahan
Faktanya ada dua sisi kehidupan yang pernah terjadi pada abad pertengahan. Sisi yang pertama ialah menunjukkan akan keberhasilan umat manusia dalam dunia sains, namun sisi kedua ialah justru menunjukkan bahwa umat manusia pernah gagal dalam mengatasi sebuah wabah virus terburuk sepanjang sejarah.
Dalam sejarah tercatat bahwa dunia pernah terkena sebuah pandemi Black Death alias maut hitam pada abat pertengahan.
Faktanya wabah mengerikan ini menewaskan 200 juta orang di penjuru dunia. Meskipun perjalanan dunia medis cukup berkembang pada zaman tersebut, namun faktanya manusia di zaman tersebut tidak dapat berbuat banyak mengatasi pandemi tersebut.
3. Zaman Modern, antiseptik dominan dikembangkan dengan bahan kimia pembunuh kuman
Sebuah teknik pembedahan modern yang menggunakan antiseptik sebagai bahan wajib ialah teknik pembedahan yang awalnya dipelopori oleh Joseph Lister, seorang dokter spesialis sekaligus penemu antiseptik modern dari Inggris.
Melansir dari Britannica.com, pada tahun 1861 silam bahwa Joseph Lister pernah bertugas di rumah sakit kerajaan Glasgow. Ia melihat ada beberapa pasien yang mengalami infeksi pasca operasi, bahkan infeksinya mengakibatkan kelumpuhan hingga kematian.
4. Antiseptik untuk mengurangi risiko penularan bukan untuk membunuh virus-virus
Untuk saat ini antiseptik memiliki banyak jenisnya, mulai dari sabun, cairan, gel, serta obat-obatan khusus pembunuh kuman. Secara teori bahwa zat antiseptik memang dapat mengurangi tingkat risiko penularan penyakit akibat kuman, bakteri, dan juga mikroorganisme jenis parasit.
