Banyak ragam bendera di dunia ini, bahkan ada yang mirip sampai kita sering kali salah mengira bendera pada negara tertentu. Meskipun banyak dan beragam, namun kita jarang sekali menemukan warna ungu digunakan untuk warna bendera.
Mengapa demikian ya? Berikut ulasannya!
Sering dipakai oleh Kerajaan
Warna ungu sering dipakai sebagai simbol kerajaan. Warna ungu sudah menjadi simbol kerajaan selama berabad-abad.
Raja Cyrus dari Persia menggunakan warna ungu sebagai pakaian kerajaan, lalu Ratu Elizabeth I dan Kaisar Romawi yang tidak mengizinkan rakyatnya menggunakan pakaian warna ungu.
Dan hingga kini pun Mahkota Ratu Inggris, berwarna ungu. Warna ungu pada zaman dulu dianggap sebagai warna yang langka dan berharga, dan sudah pasti sangat mahal harganya.
Kain yang diberi warna ungu hanya bisa dibeli oleh keluarga kerajaan dan penguasa saat itu. Zaman dulu, warna ungu didapat dari siput atau moluska yang langka dari laut Mediterania.
Dibutuhkan sekitar 10.000 siput untuk mengahsilkan satu gram pewarna ungu. Melalui proses yang cukup rumit, siput tidak langsung bisa menghasilkan warna ungu.
Oleh karena itu, warna ungu hanya diperuntukkan bagi orang kaya dan penguasa saat itu. Jika harus digunakan sebagai warna bendera suatu negara, tentunya akan memakan biaya yang sangat mahal.
Pewarna Ungu sintetis
William Henry Perkin seorang ahli kimia dari Inggris pada tahun 1856, menemukan pewarna ungu buatan atau sintetis. Ia menemukan pewarna sintetis tersebut secara tidak sengaja saat ia melakukan percobaan pembuatan obat malaria.
Noda warna ungu tercipta saat ia memebersihkan larutan obat dengan menggunakan alkohol. Noda ungu terang itu disebut mauvine. Kemudian cara yang tak sengaja tersebut menyebar ke berbagai negara-negara.
Lalu pada abad ke-20, karena pembuatan warna ungu sudah ditemukan dan berkembang, beberapa negara mulai menggunakan warna ungu sebagai bendera mereka.
Untuk negara-negara yang sudah dulu berdiri, tetap menggunakan warna lain sesuai warna awal yang mereka gunakan untuk bendera meraka.