OpiniPediaGayapedia

Mengenal Apa Itu Personal Ideologis?

Kata ideologi sepertinya sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita semua. Namun sebenarnya apasih ideologi itu? Dalam Kamus besar bahasa Indonesia di jelaskan bahwa ideologi artinya, kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Nah, dalam KBBI di jelaskan bahwa ideologi adalah “kumpulan” sistem.

Maksudnya, ideologi itu ada banyak karena berupa “kumpulan”. Ideologi-ideologi populer yang biasa kita dengar seperti; Pancasila yang dianut oleh negara kita—Indonesia—, Komunis yang dianut oleh negara-negara blok timur sana, dan sebagainya. Namun, sesuai judul nya “Personal Ideologis” atau Ideologi perseorangan/pribadi.

Maksudnya seperti apa? Ini ideologi macam apa? Siapa pencetusnya? Dan apakah ini legal? Berikut penjelasannya!

Ideologi bukan hanya persoal politik

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa setiap negara yang berdiri di muka bumi ini pasti memiliki ideologi tersendiri, pasti memiliki dasar negara tersendiri, pasti memiliki arah tujuan tersendiri.

Nah, jika melihat dari kulit ari-nya saja, kita akan berfikir bahwa rupanya ideologi ini adalah persoalan “politik”. Oh, jangan salah, ideologi ini tidak sesederhana itu penerjemahan-nya. Ideologi bisa juga diartikan sebagai cara berfikir satu orang ataupun golongan.

Jadi sudah jelas, ideologi bisa dikaitkan dengan personalia atau urusan yang lebih kompleks dibanding urusan kenegaraan. Inila terpikirkan, rupanya ideologi itu tidak semata-mata hanya urusan politik atau ketatanegaraan semata, namun bisa diartikan dan diterapkan ke mode yang lebih kompleks dan kecil.

Dalam artian pembahasan kita di sini, personal atau pribadi manusia. Ya, maksudnya setiap orang harus punya ideologi masing-masing, suatu ideologi bisa menentukan jalan, pilihan dan kehidupan Anda ke depannya.

Personal Ideologi

Dengan ideologi yang baik, kokoh, solid dan kuat Anda akan benar-benar membuat masa depan Anda gemilang, yakin dan percayalah. Inilah Ideologi yang paling signifikan modelnya, “personal Ideologis”, rasanya tak ada pencetus yang pasti dari ideologi ini, karena setiap manusia sudah tentu memiliki ideologi sendiri, cara pandang sendiri, pola pikir sendiri, tindak-tanduk sendiri.

Artinya “Personal Ideologis” ini di cetuskan oleh masing-masing pribadi, oleh tiap-tiap roh, oleh setiap jiwa-jiwa yang ingin kehidupan-nya lebih baik.

Namun, apakah ideologi itu harus sesuai dengan apa yang ada di lingkungan sekitarnya? Oh tentu saja tidak, masing-masing manusia diberikan kapasitas otak yang berbeda-beda, cara pandang yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Contoh yang paling kompleks yang bisa kita temukan di sekitar kita, terkadang kita sering melihat orang yang pola pikirnya aneh, kesannya bak idiot, rasanya aneh saja dan asing jika dilakukan di lingkungan ini, namun kita tidak boleh langsung men-judge orang itu bahwa dia itu ‘edan, gila, atau stress, kalau kata orang “Don’t judge book by is cover”, atau “Don’t judge a something by is the outside” (jangan menilai sesuatu hanya dari luarnya).

Itu bisa saja karena pemikiran kita dan dia itu berbeda, Ia punya cara pandang sendiri untuk menjalani hidupnya. Kisah yang paling jelas dan bisa menunjukkan contoh dari “Personal Ideologis” ini adalah kisah yang ada didalam buku cerita untuk anak SD “Harta Karun Bukit Cadas”.

Ya ketika Anda membaca buku itu, maka Anda akan me-iya-iyakan artikel ini. Soal legal atau tidak legalnya ideologi ini sebenarnya kembali lagi ke masing-masing individu. Terkadang ada orang yang ideologi hidupnya itu bertentangan dengan norma yang ada, melanggar tata-hukum yang berlaku dan sebagainya.

Namun, inilah hak anda sebagai khalifah dan sebagai warga negara. Mungkin ada pertanyaan seperti ini, apakah “Personal Ideologis” yang ada pada setiap orang itu bisa berubah atau diubah? Jawabannya adalah, Ya! “Personal Ideologis” yang ada pada diri setiap manusia itu bisa diubah.

J.B. Lammarck mengatakan bahwa inilah evolusi, manusia akan merubah ideologi atau pandangan hidupnya jika dirasa tidak cocok lagi dengan ideologi itu dan semua ini sah-sah saja. Dalam kurung, tidak menyalahi aturan-aturan serta hukum yang berlaku, karena kita berada dalam ranah wilayah negara hukum.

Intinya, tak ada ideologi yang buruk dan tak ada ideologi yang terlalu baik, semua ideologi itu ada titik celahnya, ada lubang, ada jeratnya. Jadi jika Anda benar memilih suatu ideologi atau pandangan hidup, Anda harus benar-benar memperhatikan setiap celah itu, timbun lubang-lubang itu, anda harus bisa melepas jerat-jerat yang ada.

Dan ingat, jangan pernah memaksa-kan kehendak Anda kepada orang lain, karena yakinlah, orang lain juga banyak urusan yang akan dibereskan dan lebih penting dibanding apa yang anda tawarkan. Namun, di sisi lain Anda juga harus menerima kehendak orang lain, catatan’ yang penting itu tidak merugikan Anda sama-sekali.

Meski Anda tak mendapat keuntungan setidaknya Anda sudah membuat orang yang memberikan kehendak kepada anda itu senang.

Oleh Idhar Sugandi Abigail
Editor: Yogi Arfan

Leave Comment

Related Posts