Ketika Allah menciptakan sesuatu, terdiri dari tiga hal, yaitu sebagai ujian kemaslahatan kebaikan, ujian yang menghadirkan madharat, dan Allah menciptakan sesuatu berdasarkan penunjukan karakter. Nah kali ini kita akan membahas dua dari tiga hal tersebut, khususnya mengenai persoal membunuh cicak.
Ujian kemaslahatan kebaikan
Sesuatu tersebut diciptakan agar kita mengambil kebaikan darinya, contoh lebah yang diambil madunya. Dalam hal ini lebah menjalankan tugasnya dari Allah untuk kehidupan. Begitulah hakikat lebah dalam diciptakan.
Ujian yang menghadirkan madharat
Ada sebagian sesuatu yang diciptakan oleh Allah sebagai ujian yang menghadirkan madharat bagi kita, agar kita tahu bahwa ada keburukan yang harus dihindari. Contoh nyamuk, Allah menciptakan nyamuk hakikatnya ialah salah satunya untuk menunjukan bahwa ada lingkungan yang kotor dan penyakit yang harus dihindari.
Tasbihnya (pelayanan kehidupannya) nyamuk kepada Allah memang hikmatnya menunjukan bahwa ada yang kotor pada dirinya (nyamuk), jadi memang harus kita eksekusi (tepok, plak). Nyamuk atau lalat datang itu menunjukan sesuatu yang baik bagi diri kita namun dilihat dari perspektif yang kotor.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 26 dijelaskan, bahwa sesungguhnya Allah tidak malu membuat perumpamaan dengan nyamuk atau semacamnya baik kecil maupun besar sebagai nasihat dan pelajaran.
Jika membunuh cicak menurut kita adalah kejam, kenapa kita tidak pernah mengatakan kejam membunuh nyamuk?
Jadi sebenarnya ini bukan persoalan bunuh atau tidak bunuh, namun di sini ada ujian bagi kita (muslim) yang menampilkan madharat di situ yang harus kita hindari.
Jika Allah gak tampakan maka bahaya bagi kehidupan kita, nah termasuk cicak, cicak masuk ujian madharat di samping ujian keimanan. Populasi cicak ada berdasarkan konsep lingkungan yang memungkinkan hama itu ada (nyamuk, lalat dll). Lalu cicak juga membawa bakteri E Choli bukan? Kira-kira kita masih mau minum kopi atau teh yg udah dicelupin cicak tidak?
Masih mau makan makanan yang telah kita lihat cicak habis hinggap di situ? Jadi hikmahnya cicak ini juga hampir sama dengan nyamuk dan lalat, yaitu untuk menunjukan keburukan (lingkungan kotor, hama) kemudian disunahkan untuk membunuh cicak “jika bertemu”.
Jika tidak bertemu ya tidak usah sampai dicari, Islam tidak mengajarkan hal demikian, jika itu dilakukan sama saja dengan memburu, dan perburuan yang berlebihan (karena disangka ikut perintah nabi) akan mengakibatkan kelangkaan, jika kelangkaan terjadi ekosistem akan terganggu.
Referensi: Ustadz Adi Hidayat
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.