Bukti arkeologi di Spanyol yang ditemukan peneliti, menunjukan adanya tanda-tanda kanibalisme pada manusia purba Homo antecessor. Bukti tersebut meliputi tanda gigitan, luka, dan patahan yang dibuat sengaja untuk mengekspos sumsum tulang.
Terdapat tulang-tulang dari tujuh jenis manusia purba yang diperkirakan dimakan oleh satu sama lain di situs arkeologi Gran Dolina. Ada pula 22 sisa-sisa individu lain yang belum dimakan ditemukan di antara spesies mamalia seperti rusa.
Neanderthal diperkirakan punah sekitar 40.000 tahun yang lalu, mereka kalah bersaing dengan homo sapiens. Namun, manusia gua ini dikenal merupakan spesies yang cerdas, bahkan telah mengetahui cara mengurus jenazah dan ritual penguburannya. Di samping itu, cukup banyak bukti bahwa mereka juga memakan jenazah sesamanya.
Penelitian yang dilakukan di Gua Goyet, Belgia menunjukan bukti dari tulang-tulang yang ditemukan. Antropolog Helene Rougier dari California State University, Northridge dan rekan-rekannya sebagai peneliti menyimpulkan, bahwa Neanderthal melakukan kanibalisme berdasarkan jejak pemotongan “dalam memisahkan dan mengambil daging” serta mengekstrak sumsum.
Para peneliti tersebut berasumsi bahwa alasan Neanderthal melakukan kanibalisme adalah karena panceklik. Ketika mereka benar-benar kelaparan, mereka akan memakan jenazah dari anggota mereka.
Kanibalisme lebih efektif
Sekitar satu juta tahun, homo antecessor sudah mendiami daratan Eropa. Dibanding menangkap hewan, praktik kanibal dinilai lebih efektif oleh peneliti. Karena hanya memerlukan lebih sedikit energi dan waktu untuk menangkap manusia dibandingkan menangkap hewan yang bisa bergerak lebih cepat.
Hasil analisis mengungkapkan bahwa kanibalisme merupakan teknik bertahan hidup yang baik bagi para pendahulu Homo Sapiens tersebut. Para arkeolog memperkirakan bahwa praktik kanibal ini adalah mungkin memakan anggota mereka sendiri ketika mereka mati oleh sebab lain.
Gizi daging manusia
Menurut Journal of Human Evolution, bagi orang-orang primitif, gizi pada daging manusia sama dengan gizi pada daging hewan (meskipun daging hewan lebih banyak mengandung kalori).
“Analisis kami menunjukkan bagaimana Homo antecessor, seperti predator lainnya, memilih mangsanya dengan mengoptimalkan keseimbangan antara usaha dan manfaat. Mereka juga tipe pemangsa ‘tingkat tinggi’.” ungkap Jesus Rodriguez, sebagai pemimpin penelitian.