Lahan hijau biasanya diperlukan sebagai resapan air agar mencegah banjir terjadi saat musim hujan tiba. Lalu, untuk mencegah erosi dan abrasi yang sering terjadi di pantai, tanaman bakau atau biasa yang disebut mangrove lah yang memiliki peran penting akan hal itu.
Bagi pantai yang memiliki rawa, tanaman bakau akan sering dijumpai di situ. Tanaman tersebut memiliki akar tunjang untuk memperkokoh pohon agar tidak goyang. Akar tersebut juga berguna sebagai alat pernapasannya.

Ada fakta istimewa tentang tanaman ini dibandingkan dengan tanaman lain. Tanaman ini mampu bertahan hidup di lingkungan laut yang mengandung air asin.
Padahal, air asin sangat tidak bersahabat terhadap tanaman dan dapat merusaknya. Kandungan garam yang berlebihan dapat merusak metabolisme tumbuhan, sehingga dapat membuat tumbuhan itu mati.
Ternyata, ada dua cara bagaimana tanaman ini bisa bertahan dan beradaptasi dengan lingkungan dengan kadar garam yang tinggi. Berikut ulasannya!
Penyaringan super ekstra tanaman bakau
Bakaudapat melakukan penyaringan super ekstra, mereka hanya akan menyerap ion-ion tertentu dari air asin, agar garam tidak ikut masuk ke jaringan tubuhnya.

Melalu proses transpirasi, garam pada tanaman bakau tersebut akan dibuang. Transpirasi merupakan proses pengeluaran air dari tanaman melalui lubang-lubang kecil pada tanaman dalam bentuk uap air.
Biasanya transpirasi terjadi pada siang hari, dan pengeluaran dalam bentuk uap air tersebut melewati lubang berupa stomata, lubang kutikula, dan lentisel.
Memiliki kelenjar khusus
Selain menggunakan transpirasi, tanaman ini juga bisa mengeluarkan garam dari tubuhnya menggunakan kelenjar khusus yang dimilikinya. Kelenjar khusus ini berada di bawah daun dari tanaman ini.
Hanya tanaman bakau jenis api-api yang menggunakan metode ini untuk mengeluarkan kadar garam yang berlebih dari tubuhnya.